Oleh : Wisnu Muliawati
Mahasiswa Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, angkatan 2011
Parkiran adalah
tempat bagi seseorang untuk meletakkan atau memberhentikan kendaraannya di
tempat khusus. Kendaraan yang biasa diparkirkan seperti truk, bus, mobil,
sepeda motor, sepeda, becak dan kendaraan darat lainnya. Adanya parkiran dapat
kita lihat diberbagai tempat, misalnya di teras swalayan, toko, pasar, sekolah,
universitas, rumah penduduk dan lain-lain. Sedangkan tarif parkir kendaraan di
tempat-tempat umum beragam, seperti tarif sepeda Rp 500,- lalu tarif sepeda
motor Rp 1000,- sedangkan tarif mobil Rp 2000,- kemudian tarif parkir truk Rp
5000,-. Bahkan kadang tarif parkir dapat meningkat sebanding dengan adanya
acara yang banyak pengunjungnya, misalnya saja pameran, karnaval, bazar, maka
tarif parkir dapat meningkat.
Parkiran dirasa
banyak memberi manfaat, baik dilihat dari sisi keamanan, penjagaan, ketertiban,
dan kerapian daerah sekitar perkumpulan. Maka, adanya tarif parkir wajib
menjadi hal yang perlu dibakukan. Namun ada juga sebagian orang yang merasa
terbebani dengan adanya tarif parkir, seperti keluhan “mau parkir sebentar saja
kok bayar!!”. Bahkan ada juga yang melakukan trik khusus agar tidak dikenai
biaya parkir oleh penjaga, yaitu segera menghindar.
Padahal, menurut
pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, jika dibandingkan dengan tarif parkir
dunia, tarif parkir di Indonesia adalah tarif parkir termurah di dunia. Tanpa
disadari oleh pemerintah dalam hal ini mengakibatkan banyak resiko jangka
panjang bagi masyarakat Indonesia sendiri. Perbincangan mengenai tarif parkir
memang begitu sederhana, namun apabila kita melihatnya secara mendalam, bahwa
dengan meningkatnya tarif parkir akan banyak perubahan mengenai cara pandang,
cara hidup, dan bersosialisasi masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik.
Mengingat begitu banyak dampak mendatang yang ditimbulkan kendaraan beremisi,
diantaranya;
Pertama, murahnya tarif
parkir membuat orang cenderung menggunakan kendaraannya meskipun pergi ke
tempat yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Secara tidak sengaja, hal ini
akan membuat jarak seorang individu dengan masyarakatnya. Seseorang menjadi
enggan untuk menyapa dan memberi salam. Sehingga jarak hubungan dalam
bermasyarakat semakin merenggang dan tingkat koordinasi yang individualisme
semakin berkembang. Diharapkan dengan tingginya tarif parkir maka seseorang
akan berfikir dua kali untuk bepergian dengan kendaraan. Maka, masyarakat lebih
memilih berjalan kaki, selanjutnya lingkungan menjadi bersahabat dan suasana
menjadi ramah lingkungan. Hal ini dapat kita lihat seperti yang dilakukan di
negara-negara maju, kebanyakan dari masyarakatnya lebih suka berjalan kaki
dalam beraktifitas.
Kedua, semakin banyak
masyarakat yang menggunakan kendaraannya maka semakin banyak emisi (gas CO)
yang dikeluarkan oleh kendaraan. Hal ini tentu akan memberikan dampak negatif
jangka panjang bagi kehidupan mendatang. Sederhananya, polusi dan pencemaran
udara berangsur-angsur tidak dapat dihindari. Apalagi dengan melihat fenomena
kini, setiap orang berhasrat untuk memiliki fasilitas kendaraan, contohnya saja
sepeda motor menjadi hal yang mutlak untuk dimiliki. Dimulai dari yang muda
sampai yang tua, mulai dari pekerja kantoran, seorang karyawan, pegawai,
pengusaha, mahasiswa, siswa sekolah menengah atas bahkan siswa sekolah menengah
pertama pun kini sudah memiliki kendaraan sendiri. Apabila setiap orang di
negeri ini mempunyai sepeda motor, maka dapat dibayangkan berapa banyak
sumbangan emisi bagi lingkungan perharinya. Berapa banyak jumlah pertahun
sepeda motor yang di impor negara kita demi permintaan konsumen dan berapa
sumbangan kerusakan karena adanya kendaraan-kendaraan beremisi di Indonesia.
Oleh karenanya,
diharapkan dengan adanya tarif parkir yang tinggi di berbagai tempat, maka
membuat seseorang cenderung lebih memilih untuk berjalan kaki. Hal ini juga
dapat menjadi acuan dalam keunggulan pribadi, seperti demi berjalan kaki
seseorang akan lebih disiplin, lebih tertib, lebih menghargai waktu dan lebih
melakukan perancanaan aktifitas. Tanpa disengaja hal ini dapat mempengaruhi
kepribadian bangsa Indonesia dan lingkungan kearah perbaikan.
Ketiga, penggunaan
kendaraan secara berlebihan dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas. Dampak ini
bukan lagi hal yang langka, karena sebagian kota-kota besar di Indonesia telah
mengalami kondisi lalu lintas yang telampau mecet. Diharapkan dengan
meningkatnya tarif parkir dapat menyadarkan seseorang tentang konsekuensi yang
dibawanya dengan menggunakan kendaraan pribadinya.
Membentuk
kepribadian bangsa, mengurangi efek gejala rumah kaca, meninggalkan kemacetan
lalu lintas merupakan tugas besar bagi setiap individu. Ini semua mustahil akan
terwujud jika hanya dilakukan oleh segelintir orang. Maka perlu adanya
kesadaran bagi setiap individu demi terciptanya perbaikan masa mendatang
khususnya bagi Indonesia Raya tercinta. Jika kita belum bisa mengambil jalan
keluar dari naiknya harga BBM dan mencegah hasrat konsumen terhadap permintaan
kendaraan beremisi, maka dapat diambil jalan keluar lainnya yaitu dengan
meningkatkan tarif parkir disetiap wilayah secara merata dan menyeluruh.
Sedangkan penghasilan dari tarif parkir dapat dihimpun untuk melakukan
pembangunan nasional lainnya.
Kita sadar, bahwa
awal dari semua ini akan membawa pertentangan dari berbagai pihak. Namun,
bertahanlah wahai penguasa. Jadikanlah ketidakpahaman masyarakat sebagai alasan
untukmu demi menunaikan tugas mulia ini. Lakukanlah sosialisasi secara
kekeluargaan, menyeluruh, transparan dan berikanlah rakyat pemahaman yang lurus.
0 comments:
Post a Comment